Analisis: Membangun Dialog

Keren!

FIKSI LOTUS

John L’Heureux

Novelis Elizabeth Bowen* merangkumnya dengan baik: “Dialog dalam karya fiksi adalah bentuk perlakuan satu karakter terhadap karakter lainnya.” Mungkin ini kedengarannya sedikit rancu di awal, namun bagiku pengertian ini sangat masuk akal saat aku berusaha menjelaskan cara kerja dialog dalam sebuah karya fiksi.

Penulis muda sering mengaburkan esensi dialog dengan percakapan, karena mereka selalu mengasumsi bahwa jika dialog ditulis semirip mungkin dengan realita, maka ia akan semakin terdengar meyakinkan. Masalahnya, dialog dan percakapan bukanlah hal yang sama. Dialog adalah sesuatu yang dibangun; sifatnya artifisial; dan hasilnya jauh lebih efisien dan lebih mudah dipercaya ketimbang percakapan biasa. Sebagaimana fiksi membelokkan kenyataan untuk menggapai kebenaran dalam jangkauan yang lebih luas [universal]; maka dialog pun berupaya mengeliminasi semua awal-awal percakapan yang tak penting, serta gangguan irelevan yang sering kita alami di kehidupan nyata. Apa tujuannya? Tentu untuk mengupas psikis karakter dan menggerakkan cerita ke arah kesimpulan yang dramatis.

Ernest Hemingway telah mendemonstrasikan, lagi dan lagi, bahwa dialog punya kemampuan untuk menopang…

View original post 593 more words

Leave a comment